• Kata Pengantar
• Profil Perusahaan
• Motto
• Sejarah
• Jaringan Dunia
• Berita
• Hubungi Kami

Company > Berita

Medan, (Analisa). Kesadaran masyarakat Medan dalam menjaga kesehatannya masih minim. Mayoritas orang memutuskan datang ke tempat perobatan ketika sudah benar-benar jatuh sakit. Masalah timbul ketika mereka dihadapkan kenyataan harus mengeruk biaya yang relatif besar sembari menahankan rasa sakit yang diderita, terlebih untuk manula (manusia lanjut usia). Padahal, ini bisa dicegah dengan perawatan tubuh rutin, dengan terapi di pengobatan alternatif misalnya.
Demikian dikatakan Kristianto, pemilik salah satu rumah terapi di Kecamatan Medan Sunggal pada Analisa di rumah terapinya, Senin (15/2).
“Biasanya untuk penyakit yang sudah kronis dan menahun terjadi pada manula ‘kan harus diobati dengan operasi, atau pembedahan. Nah, dengan rutin terapi, kemungkinan besar bisa mencegah penyakit-penyakit itu. Tinggal datang rutin aja terapi,” ujarnya.
Terapi itu sendiri, lanjutnya, berfungsi membantu tubuh mengeluarkan sisa-sisa kotoran dari tubuh. Dengan lancarnya proses pembuangan, tubuh bisa lebih sehat.
Selain manula, terapi ini juga dianjurkan kepada individu dari usia lain, sebab zaman sekarang tak sedikit asupan yang masuk ke tubuh sudah tak bernilai gizi tinggi lagi. Makanan dan minuman instan, pengolahan yang tidak sesuai standar, belum lagi urusan sterilisasi. Hal-hal demikian memungkinkan tubuh menampung berbagai penyakit berbahaya. Untuk itu, Kristianto mengimbau masyarakat untuk menjadikan terapi sebagai kebutuhan rutin. “Kalau bisa dijadikan gaya hidup sehat,” imbuhnya.
Terapi yang ia terapkan di tempatnya ialah dengan menggunakan matras yang mengandung batu elvan. Para peserta terapi dibiarkan tidur di atasnya selama satu jam, dengan beberapa alternatif posisi, yakni berbaring lurus, telungkup, duduk, dan berbaring dengan kaki ditekuk. Pengobatan ini diberikan gratis bagi siapa saja yang datang. Tidak hanya mengobati penyakit, terapi ini juga bermanfaat untuk mencegah penyakit.
Batu elvan berasal dari Pulau Nowah, Korea Selatan. Daerah pertambangan batu elvan ini pertama kali ditemukan Prof. dr. Climens Winkler dari Jerman. Melalui penelitian panjang , disimpulkan bahwa batu elvan ini ampuh untuk mengobati beragam penyakit.
Telur Germanium
Meneruskan misi mereka untuk membuat sehat masyarakat, Kristianto dan tim Happy Dream, rumah terapi miliknya membagikan telur germanium pada pagi itu. Telur-telur kesehatan ini dibagikan pada khalayak ramai, yang kebanyakan berasal dari peserta terapi rutin. Dikatakan telur kesehatan sebab dimasak bukan dengan cara konvensional menggunakan kompor, melainkan dengan cara dipanaskan di atas matras yang mengandung zat yang dinamakan germanium, pada suhu 70 derajat Celcius selama 12 jam.
Dengan dimasak seperti ini, kandungan zat vitamin di dalamnya lebih banyak. “Telur ini lebih sehat. Aman dikonsumsi untuk siapapun, tidak terkecuali yang menyandang penyakit tertentu seperti kolesterol dan asam urat, jantung yang biasanya dilarang mengonsumsi telur,” ujar Chito, Staf Humas Happy Dream. Sedikitya 500 telur yang asin tanpa garam ini, dibagikan gratis kepada pengunjung yang berjumlah sekitar 200 orang.
Keunggulan lain dari telur ini adalah tidak basi hingga kurun waktu 3 bulan
Alasan yang mendasari pembagian telur ini adalah mengedukasi masyarakat untuk hidup sehat dengan makanan yang sudah dikenal sebelumnya tapi dengan cara dan khasiat yang berbeda. “Prinsipnya, telur ini kan dipanaskan dengan sinar infra merah dari batu elvan yang terpasang di matras. Sinar ini bisa masuk menembus permukaan tubuh sampai 15 cm, demikian dengan permukaan telur. Kemudian telur dengan kandungan germanium ini bekerja mengangkat zat-zat penyakit dari dalam tubuh,” timpal Chito.
Siti Rubiyati (56), salah satu peserta terapi sejak Juni 2014 mengaku terapi ini efektif menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Ia dulunya terkena alergi pada bagian mata. “Mata saya bermasalah. Setiap kena debu, muncul bengkak, gatal, dan merah. Tapi sekarang tidak,” jelasnya. Ia juga sempat mencicipi telur germanium dan mengatakan rasanya gurih dan sisa telur yang dikunyah tidak menyangkut di tenggorokan.
Kegiatan turut dimeriahkan dengan pelepasan balon ke udara berisi impian para peserta terapi. (anty)
Sumber : http://harian.analisadaily.com/